Bentuk Cinta Suku Jawa kepada Suku Batak Simalungun merupakan balasan Cintanya Suku Batak Simalungun dengan Suku Jawa pada tulisan sebelumnya. Layaknya pantun Tulisan Bentuk Cinta Suku Jawa kepada Suku Batak Simalungun merupakan pantun balasan Cintanya Suku Batak Simalungun dengan Suku Jawa. Tulisan ini khusus untuk Anda Sahabat Indonesia Berubah yang ingin melihat Indonesia Bangkit dalam mewujudkan Indonesia Baru Afdol.
Jika sebelumnya Anda sudah merasakan cintanya suku Simalungun kepada suku Jawa, maka sekarang giliran suku jawa menuangkan rasa Cintanya kepada suku Batak Simalungun. Bentuk Cinta suku jawa juga dilakukan dalam upacara adat jawa yang sakral. Acara adat yang sangat dinanti-nantikan pasangan suami isteri, apalagi buat Anda yang mungkin lama di karunia keturunan. Bahkan untuk mendapatkan acara ini terkadang ada diantara kita yang harus menempuh dengan biaya yang tidak sedikit. Namun itulah bentuk hidup yang harus kita perjuangkan dan hidup akan lebih bermakna ada penerus generasi kita. Jika pun Anda saat ini sudah lama menikah, namun belum memiliki keturunan tetaplah semangat dan terus pelihara dan pupuk keikhlasan dalam hati serta kesiapan untuk menyambut buah hati. Mudah-mudahan rezeki itu akan datang kepada kita yang siap menerimanya. Ingin curhat masalah ini silakan..
loh kog jadi ngawur ya.. hehe.. maklum jadi ikut merasakan, hehe.. ok dech .. kembali ke laptop kata om Tukul arwana..
Bentuk Cinta Suku Jawa kepada Suku Batak Simalungun juga dilakukan dalam bentuk sakral dan dinantikan yaitu dalam upacara tingkepan alias tujuh bulanan atau mitoni katanya. Dan biasanya ini adalah tujuh bulanan untuk kehamilan yang pertama dan terkadang ada juga yang empat bulanan.
Acara adat budaya jawa ini khabarnya sudah merupakan tradisi sejak zaman jaya baya yang terkenal dengan wangsitnya tentang satrio paningit. Adat ini telah dilakukan turun temurun yang biasanya terdiri dari tiga kegiatan yaitu :
Selamat memaknai kehidupan untuk Indonesia Berubah
Jika sebelumnya Anda sudah merasakan cintanya suku Simalungun kepada suku Jawa, maka sekarang giliran suku jawa menuangkan rasa Cintanya kepada suku Batak Simalungun. Bentuk Cinta suku jawa juga dilakukan dalam upacara adat jawa yang sakral. Acara adat yang sangat dinanti-nantikan pasangan suami isteri, apalagi buat Anda yang mungkin lama di karunia keturunan. Bahkan untuk mendapatkan acara ini terkadang ada diantara kita yang harus menempuh dengan biaya yang tidak sedikit. Namun itulah bentuk hidup yang harus kita perjuangkan dan hidup akan lebih bermakna ada penerus generasi kita. Jika pun Anda saat ini sudah lama menikah, namun belum memiliki keturunan tetaplah semangat dan terus pelihara dan pupuk keikhlasan dalam hati serta kesiapan untuk menyambut buah hati. Mudah-mudahan rezeki itu akan datang kepada kita yang siap menerimanya. Ingin curhat masalah ini silakan..
loh kog jadi ngawur ya.. hehe.. maklum jadi ikut merasakan, hehe.. ok dech .. kembali ke laptop kata om Tukul arwana..
Bentuk Cinta Suku Jawa kepada Suku Batak Simalungun juga dilakukan dalam bentuk sakral dan dinantikan yaitu dalam upacara tingkepan alias tujuh bulanan atau mitoni katanya. Dan biasanya ini adalah tujuh bulanan untuk kehamilan yang pertama dan terkadang ada juga yang empat bulanan.
Acara adat budaya jawa ini khabarnya sudah merupakan tradisi sejak zaman jaya baya yang terkenal dengan wangsitnya tentang satrio paningit. Adat ini telah dilakukan turun temurun yang biasanya terdiri dari tiga kegiatan yaitu :
- Siraman oleh tujuh orang sesepuh sebagai bentuk mohon doa restu, supaya jabang bayi lahir dalam keadaan suci.
- Memasukkan telur ayam kampung, memasukkan kelapa ganding muda, memutuskan lilitan benang, memecahkan periuk dan gayung, minum jamu sorongan dan nyolong endhok.
- dan terakhir salin Nyamping sebanyak tujuh kali. Dan Adapun nyamping yang digunakan secara berurut dengan tujuh nyamping dan diakhiri dengan motif yang paling sederhana dimana menurut blog primbon jawa sebagai berikut :
a.Sidoluhur
b. Sidomukti
c. Truntum
d. Wahyu Tumurun
e. Udan Riris
f. Sido Asih
g. Lasem as the bottom yang Bermotif garis vertikal sehingga mempunyai makna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME
h.Dingin as the top yang Bermotif garis horisontal, sehingga dapat bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna antar sesama
Nah. Apa Anda sudah melihat ada nuasa simalungun pada kegiatan Salin Nyamping ini? Coba Anda lihat pada gambar yang merupakan motif kain Lasem dan Dringin banding dengan motif ulos Simalungun pada gambar pakaian adat Simalaungun pada Cintanya Suku Batak Simalungun dengan Suku Jawa.
Bagaimana sudah ketemu, hehe.. motif ulos simalungun sangat lekat pada kain lasem dan dringin. Apakah ini sudah memperlihatkan Bentuk Cinta Suku Jawa kepada Suku Batak Simalungun. Menurut Sahabat Indonesia Berubah ini sudah merupakan bentuk cinta itu. Kain Jawa yang termasuk songket juga sudah menjadi bahasan dalam Kain songket Jawa oleh Puji Yosep Subagyo.
Percaya tidak percaya itulah budaya Indonesia, yang kelihatan berbeda, namun banyak persamaannya tinggal kemauan kita menggalinya. Silakan jika teman sahabat Indonesia Berubah mau share juga persamaan antara satu suku dengan suku lainnya. Semoga semangat mencari persamaan ini menjadi bekal Indonesia untuk berubah. Sepertinya ungkapan simalungun ulang lupa bona (jangan lupakan yang mendasar) dan falsafah jawa urip iku irup ( hidup itu nyala bahwa kehidupan itu mempunyai makna).
Selamat memaknai kehidupan untuk Indonesia Berubah
Posting Komentar
Posting Komentar