2.Analisa yang disampaikan nara sumber beritanya
Dalam tulisan sebelumnya sudah kita lakukan analisa sederhana terhadap sebuah judul berita "Said Aqil : Mending Pemimpin Non-Muslim tapi Jujur daripada Muslim Tapi Zalim". Disana kita lihat bagaimana sebuah media telah berupaya untuk menggiring opini pembacanya. Dalam istilah agama dapat kita katakan menyesatkan pembaca.
Pada kesempatan ini jika akan belajar menganalisa pernyataan yang disampaikan said aqil siradj dalam wawancara Said Aqil : Mending Pemimpin Non-Muslim tapi Jujur daripada Muslim Tapi Zalim" ada 4 kutip wawancara yang dilakukan yaitu
A. "Siapa saja yang mampu dan dipercaya rakyat, pemimpin yang adil meski itu non-Muslim tapi jujur, itu lebih baik daripada pemimpin Muslim tapi zalim. Di mana saja dan siapa saja," kata Said Aqil di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).
Secara sekilas kelihatannya benar namun menyesatkan. Dimana menggunakan memperbandingkan antara Pemimpin Non Muslim yang adil dan jujur lebih baik daripada pemimpin muslim tapi zalim. terkait hal ini sudah pernah say bahas dalam tulisan Tidak adilnya perbandingan Tidak Adilnya twitwar Pemimpin kafir dan Islam! by @af_do_li. Perbandingan lebih pada menyesatkan logika.
Kog bisa perbandingan ini menyesatkan, mari sama kita bedah :
- Sebenarnya perbandingan ini sudah lama, di DKI jakarta sudah lama digembar gemborkan ahok, namun gebyarnya tentu kurang karena dia non muslim yang punya kepentingan langsung dengan pernyataan tersebut.
- Ada beberapa akun-akun buzzer pendukung ahok yang jg menyampaikan perbandingan ini, termasuk sahal_AS aktivis Jil dan pengurus NU cabang Amerika .
- Nama sahal_AS terlibat debat panjang dengan bebrapa akun antaranya . dan kebetulan penulis juga ikut nimbrung dengan tulisan. Namun kebiasaan lam akun2 buzzer ahok jika tidak bisa beradu argumen, maka mereka akan pura-pura tidak tahu dan dengar.
- Terakhir pernyataan yang sama disampaikan oleh Said Aqil. Sebagai seorang tokoh organisasi nasional tentu kita hormati. Namun disini tidak kita kupas secar pribadinya, namun pada aspek apa yang disampaikannya.
- Jika pada tulisan tidak adilnya perbandingan antara kafir adil dengan muslim zalim sebagian merasa agak risih. karena contoh perbandingan antara kafir adil dengan muslim zalim kita analogikan seperti membandingkan antara babi yang bersih dengan kambing yang jorok.
- Disini kita coba membandingkan antara kafir adil dengan muslim zalim kita analogikan seperti membandingkan antara duku manis dengan anggur busuk. Inilah logika penyesatan yang membanding sesuatu yang tidak sejenis. Siapa juga yang mau milih busuk. sama seperti zalim, apapun agamanya tidak mau yang zalim.
- Pernyataan diatas sama saja memberi label bahwa pemimpin muslim adalah zalim.
B. "Pemimpin yang zalim dan tak adil, masyarakat akan merasakan kezalimannya. Kayak Muammar Khadafi , dia Muslim itu. Tapi, apa? rakyatnya sengsara," ujarnya.
Mari kita analisa lagi
Said Aqil mengambil contoh Muammar Khadafi sebagai pemimpin yang zalim, dan tidak adil. Namun beranikan dia mengatakan hal ini kepada para pendukung muamar khadafi .
Lalu bagaimana dengan contoh non muslim yang adil dan jujur menurut said aqil dan ditambahi detik com dengan bersih. Siapa sosok non muslim dimaksud detik com dan said aqil siradj ini. Apakah ahok yang dimaksud mereka. Jika memang sosok ahok yang disebutkan sebagai sosok no muslim yang adil, jujur dan bersih tersebut. Maka saya berani katakan justeru ahok yang telah zalim, tidak jujur, tidak adil dan tidak bersih. Tulisan ini saya buatkan tersendiri yaitu :
Kita bicara keadilan namun dalam penyajian perbandingan contohnya sendiri kita tidak dapat adil. Sesuatu yang tidak perlu dibandingkan.
C. "Enggak, enggak. Saya bukan dukung Ahok ya. Bagi saya pemimpin yang adil, meski non-Muslim lebih baik. Itu membawa kemaslahatan," tuturnya.
Terkait ini, pemberian kata bukan disini justeru menekan bahwa ini adalah bentuk dukungan terhadap ahok, namun disamarkan. Contoh bukanempatmata adalah kamuflase dari empatmata. seperti telah dibahas dalam tulisan sebelumnya.
D. "Politik uang itu harus dihindari. Kalau tidak bisa ya masih lama. Kita harus sadar berdemokrasi untuk negara. Nah, ini tugas parpol," sebutnya.
Sepertinya gejala deparpolisasi akan semakin menguat hingga pemilihan, jika ahok memang jadi maju melalui jalur independen. Baca lebih lanjut Ahok dan Calon independen
berita terkait :
berita terkait :
Posting Komentar
Posting Komentar