Pakaian Baru Sang Raja dan Demokrasi negeri

1 komentar
Pakaian Baru Sang Raja dan Demokrasi negeri foto : rivandofernandez.blogspot.co.id

Diawal tulisan ini saya mengajak anda untuk kembali kesebuah dongeng dari tanah inggris yang waktu kecil mungkin pernah kita baca.. silahkan baca aja dulu, hitung-hitung mengingat masa kecil dulu.

Alkisah ada seorang raja yang gemar sekali dengan fashion dan berdandan. Semua penjahit telah diminta untuk membuat mode pakaian yang terbagus. Hingga suatu ketika, datanglah dua orang laki-laki yang menjanjikan mampu membuat pakaian yang unik, yang tidak ada duanya. Mereka mengatakan bisa membuat pakaian mewah yang hanya bisa dilihat oleh orang yang baik, jujur, dan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya serta setia pada kerajaan.

Sang raja yang penasaran sekali menyetujuinya dan diberikan tempat untuk menyelesaikan pakaiannya di Istana. Kedua orang tersebut diperlakukan dengan mewah untuk dapat hasil pakaian yang dimaksud. Setelah berbulan, Raja pun penasarannya sehingga ia melihat bagaimana mereka bekerja. Begitu tahu sang raja mau datang, kedua penjahit itu berpura-pura sedang bekerja. Menjahit dan mengepas kain. Sang raja bingung. Ia tidak melihat apa-apa, selain sebuah lakon pantomim tanpa properti panggung apapun.

Namun sang Raja ingat. Hanya orang yang baik, jujur, dan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya serta setia pada kerajaan yang bisa melihat. Demi penilaian sebagai orang yang pantas dengan jabatannya, dia pun mengatakan, “wah bagus sekali desain kalian!”

“Ya, tentu paduka. Kami membuatnya dengan sangat teliti. Indah sekali bukan?” sahut salah seorang dari antara mereka. Sang raja tertawa sambil menyalami mereka. Lantas dia keluar.

Dengan penasaran, dia minta perdana menterinya untuk melihat kerja mereka. Sama saja. Sang perdana menteri tidak melihat apa-apa. Namun, demi mendapatkan pengakuan sebagai orang yang baik, jujur, dan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya serta setia pada kerajaan, sang perdana menteripun mengatakan bahwa itu adalah pakaian yang bagus. Demikian juga para pejabat kerajaan yang lain, menceritakan bahwa baju yang dijahit sangat indah. 

Sang raja semakin bangga. Dia bangga karena akan mendapat pujian fashion yang sangat indah. Ia juga bangga karena mempunyai pejabat-pejabat kerajaan yang tepat sesuai dengan posisinya dan tentunya mereka semua jujur dan baik.

Sampai kemudian, kata dua penjahit itu, “ paduka, pakaian kebesaran sudah siap dikenakan. Kapan paduka mau mengenakannya?”

“Secepatnya!” kata sang raja.

Akhirnya, pertunjukan pun dimulai, pengumuman disebarkan keseluruh rakyat bahwa Raja akan memperlihatkan pakaian kebesarannya. Dimana yang bisa melihatnya hanya orang yang baik, jujur, dan sesuai dengan jabatan yang dimilikinya serta setia pada kerajaan. Para pengawal mempersiapkan perhelatan akbar. Pakaian kebesaran raja dipertontonkan kepada rakyat. Dua orang pengawal berjalan di belakang. Seolah-olah, mereka sedang memegangi pakaian kebesaran sang raja. Para prajurit bertepuk tangan. Para pengawal berjalan gagah. Rakyatpun gegap gempita menyambut raja mereka dengan pakaian kebesaran yang tidak mereka lihat.

Sampai semua tersadar termasuk sang raja, ketika seorang anak kecil berteriak, “Raja telanjanggg… Raja sedang telanjang!!!!” katanya tanpa berdosa.


Dalam sebuah renungan dari cerita yang disadur dari web Mas Herulonomurtopo mengatakan bahwa banyak orang berbohong demi dikatakan jujur karena kejujuran itu sering kali menyakitkan. Kejujuran itu, seringkali mendapatkan perlawanan. 

Renungan kita

Cerita ini mengingatkan kita tentang demokrasi di negri ini, kesan pencitraan dan pemutarbalikan fakta kerap terjadi dalam prosesnya. Hingga pada saatnya kitapun tidak berani berpendapat yang berbeda walaupun itu benar karena takut berbeda dengan suara yang ada. Padahal inilah yang dapat menjerumuskan pada anomali demokrasi negeri ini. Sudah saatnya kita mulai berani mengatakan yang sejujurnya, agar permasalahan yang ada dapat kita dudukkan pada tempatnya secara imbang dan adil.

Salam Sahabat Indonesia berubah dengan berani bangkit untuk menuju Indonesia Baru yang Afdol.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar