Belajar Menganalisa Berita Penyesatan via contoh bag. 1

Posting Komentar
Untuk thema belajar menganalisa sebuah berita kali ini, kita ambil thema Masih Edisi menghadapi Zaman Fitnah. Dan berita yang kita ambil bau-baunya masih belum jauh dari pilkada 2017 (baca pilkada DKI jakarta). 

kita kutip sebuah berita tanggal sebuah judul berita tanggal 16 April 2016

Sahabat Indonesia Berubah Belajar Menganalisa Berita Penyesatan via contoh


"Said Aqil : Mending Pemimpin Non-Muslim tapi Jujur daripada Muslim Tapi Zalim"

kita analisa dalam 3 sesi yaitu :
  1. Analisa keberpihakan, ketelitian, maksud dari media beritanya
  2. Analisa yang disampaikan nara sumber beritanya
  3. Analisa hubungan nara sumber berita dengan tujuan beritanya
oke kita masuk pada Analisa yang pertama yaitu : keberpihakan, ketelitian, maksud dari media beritanya. Adapaun yang kita analisa ada 4 hasil kesimpulan media terhadap empat hasil wawancara yaitu sebagai berikut : 

A. Kesimpulan pertama media

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengimbau rakyat agar yakin untuk memilih calon kepala daerah yang jujur dan bersih di Pilkada serentak 2017. Menurutnya, tak masalah bila calon kepala daerah itu non-Muslim tapi jujur dan dipercaya rakyat.

lalu bandingkan dengan hasil wawancaranya :

"Siapa saja yang mampu dan dipercaya rakyat, pemimpin yang adil meski itu non-Muslim tapi jujur, itu lebih baik daripada pemimpin Muslim tapi zalim. Di mana saja dan siapa saja," kata Said Aqil di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).

Analisanya :
kesimpulan media menambahkan kata baru yang tidak ada dalam wawanacara yakni kata bersih. coba chek kira-kira siapa calon Kdh 2017 yang pakai tagline bersih. bagimana menurut anda, apakah cocok kira-kira jika berita ini memang ditujukan untuk ahok.


B. Kesimpulan kedua media

Dia mengatakan imbauan ini bukan bermaksud mendukung bakal calon di daerah tertentu yang maju di Pilkada 2017. Namun, diingatkan, pemimpin yang baik adalah bisa memikirkan kemashlatan rakyatnya.
Ia pun menepis bila dianggap mendukung bakal cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Enggak, enggak. Saya bukan dukung Ahok ya. Bagi saya pemimpin yang adil, meski non-Muslim lebih baik. Itu membawa kemaslahatan," tuturnya.


Analisa kesimpulan medianya
mempertegas penggunaan kata bukan baik dengan menambahkan pilkada DKI dari sekedar Ahok.
dari segi bahasa penggunaan kata bukan disini dapat bermakna ganda :
  1. menyatakan bahwa pernyataan said aqil bukan ditujukan sebagai dukungan kepada ahok
  2. menyatakan bahwa pernyataan said aqil justeru menegaskan sebagai dukungan kepada ahok. Masih ingat kasus penghentian acara empat mata yang dibawakan tukul. dihentikan oleh Komisi Penyiaran namun berganti nama menjadi bukanempatmata. begitu juga pernyataan Said Aqil waktunya yang bertepatan dengan pilkada DKI yang menyita perhatian publik. Dan hanya ahok yang memiliki latar belakang non muslim.
  3. untuk diingat hasil wawancara bisa muncul karena pancingan wartawan, 
  4. dan pernyataan mana yang mau di publikasi atau tidak, juga tergantung dari wartawan penulis dan persetujuan redakturnya hingga atasannya bahkan hingga komisaris atau owner medianya.

C. Kesimpulan ketiga Media

Kemudian, dia mencontohkan kejadian pemimpin Libya, Muammar Khadafi. Meski Muslim, tapi Khadafi tak memikirkan kemashlatasan rakyatnya. Ia tak ingin di Pilkada nanti, masyarakat salah memilih calon kepala daerah.

"Pemimpin yang zalim dan tak adil, masyarakat akan merasakan kezalimannya. Kayak Muammar Khadafi , dia Muslim itu. Tapi, apa? rakyatnya sengsara," ujarnya.


Analisanya :

kesimpulan ketiga media menambahkan Ia tak ingin di Pilkada nanti, masyarakat salah memilih calon kepala daerah. 

Hal ini dapat berarti bahwa media telah berupaya menggiring opini pembaca. Dimana pemimpin muslim dalam pilkada disamakan dengan kepemimpinan khadafi yang muslim namun tak memikirkan ke maslahatan rakyatnya.


D. Kesimpulan akhir media 
Tak ketinggalan, Said Aqil berpesan agar partai politik mulai memberanikan bisa mempraktikan tidak menggunakan politik uang. Bila tak bisa, maka sulit mengubah sistem ini.

"Politik uang itu harus dihindari. Kalau tidak bisa ya masih lama. Kita harus sadar berdemokrasi untuk negara. Nah, ini tugas parpol," sebutnya.

Analisanya :

Kesimpulan media menambahkan 

agar partai politik mulai memberanikan bisa mempraktikan tidak menggunakan politik uang. Hal ini dapat berarti bahwa media mencoba menggiring pada pemahaman pembaca yaitu:
  1. jika Partai Politik selama ini telah pelajaran politik uang
  2. pesan tersembunyilah adalah bahwa calon independen atau perseorangan bersih
  3. Tugas menghindari politik uang itu dalah tugas partai politik
  4. dan Bila nanti ahok kalah berarti partai politik belum berubah

Berdasarkan analisa diatas terlihat bahwa berita detik telah coba menggiring opini dengan mengeksplor terlalu jauh dari informasi atau wawancara dari nara sumber. Hal ini dapat memunculkan tanda tanya tentang konflik kepentingan media detik dengan ahok?

lalu apakah dengan demikian media ini sudah tidak independen? untuk menjawab itu banyak yang harus kita analisa lagi.

Mungkin ini hanya sekedar analisa sederhana dari sebuah pemberitaan, silahkan sambil dilatih-latih analisa kita masing-masing terhadap sebuah berita. berita hanya sebagai contoh penafsiran dari saya, yang mungkin saja dapat berbeda dengan pandangan anda. jika ini kita jadikan analisa bersama melalui diskusi tentu akan menambah wawasan kita bersama. Silahkan saja sampaikan jika ada masukan krtikan. 

Dan mohon maaf jika ada yang berkeberatan namun mari kita jadikan ini sebagai wahana untuk pembelajaran dan mencerdasakan kehidupan bangsa melalui jihad dengan jempol.

berita terkait :




  1. Pentingnya belajar menganalisa sebuah berita 
  2. Belajar Menganalisa Postingan fitnah terhadap islam 
  3. Yuks belajar menganalisa berita 
  4. Belajar Menganalisa Berita Penyesatan via contoh 1 
  5. Belajar Menganalisa Berita Penyesatan via contoh 2 
  6. Belajar Menganalisa Berita Penyesatan via contoh 3 
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar