Berita tentang pengemis lagi naik daun beberapa waktu lalu . Mulai pengemis kaya raya, pengemis punya mobil mewah, orang tua artis yang menjadi pengemis hingga gerakan bersih pengemis di Jakarta. memang beberapa hari ini pemprov melalui pemerintah DKI Jakarta melalui pemerintah kecamatan getol melakukan razia terhadap gelandangan dan pengemis di DKI jakarta. terakhir kemarin di wilayah tanah abang yang dilakukan camat beserta uspika dan jajarannya.
Jika lihat sepintas judul terlihat seperti kisah raja jadi pengemis dari cerita abu nawas. dimana cerita singkatnya Raja menyuruh abu nawas mencari jalan lain cara menyadarkan pengusaha kaya yang tidak bayar zakat selain menghukum. Lalu Raja diajak abu nawas untuk menyamar menjadi pengemis untuk menyadarkan seorang kaya-raya untuk membayar zakat. hingga pengusaha kaya tersebut jadi malui sendiri dan tersadar akan kewajibannya.
Namun dalam tulisan ini kita perlihatkan bahwa raja yang jadi pengemis disini gak pura-pura atau sedang menyamar. karena cerita Raja disini benar-benar jadi pengemis.
Namun tahukah kita, siapa sebenarnya Raja Pengemis Jakarta ?
Jika Pemerintah kecamatan di DKI lagi sibuk pembersihan gelandangan dan pengemis. sadarkah mereka sebenarnya ada raja pengemis jakarta yang perlu mereka bina segera. Jika pengemis yang mereka tangkap dan bina selama ini, efeknya cukup kecil. Namun tahukah mereka raja pengemis jakarta sesungguhnya yang perlu mereka tangkap dan bina. Karena bila dibiarkan efeknya bisa merugikan warga jakarta kebanyakan. efeknya tidak kita sadari betapa besar dibelakangnya. Jika pengemis biasa paling pukulan ratisan ribu atau juta, tapi kalau raja pengemis jakarta pukulannya milyaran.
Jikalau memang tanggung jawabnya ada pemerintah kecamatan, berarti lokasi raja pengemis jakarta adanya di wilayah Pemerintah kecamatan gambir
ya.. untuk timnya silahkan datang saja ke kantor balai kota.
agar kita tahu bahwa sesungguhnya raja pengemis di jakarta adalah gubernur DKI Jakarta yakni ahok.
tulisan ini mungkin agak keras, namun itulah fakta yang ada. karena fakta-fakta yang ada juga, makanya telah jatuh hukum berjihad perangi ahok. Namun perangi disini bukan perang secara fisik. Perang disini adalah terhadap ucapan, perbuatan dan sikap ahok baik yang fitnah terhadap Islam maupun pembodohan terhadap warga jakarta dan perusakan kehidupan berbangsa dan bernegara. masih jauh dibawah atas sikap dan perbuatan ahok sendiri.
Disamping itu kata mengemis itu muncul dari ahok sendiri. biasa bangga dengan kesalahan. ngemis dibanggain. Selama ini ahok ngemis kepada para pengusaha terkait Corporate Social Responsibility (CSR).
Aneh memang karena terjadi DKI yang katanya barometer Pemda, ternyata :
- model kepemimpinan ahok yang tegas ternyata untuk mendapatkan dana CSR harus ngemis dulu kepengusaha. Dimana kewibawaan Pemerintah? jika model ngemis yang dilakukan, maka tudingan intervensi pengusaha terhadap pemerintahan bukan suatu isapan jempol.
- Anggaran APBD DKI yang begitu berlimpah saja , tidak dapat dikelola. mengingat serapan APBD DKI termasuk rendah dibanding propinsi yang lain ? apakah perlu masih harus ngemis CSR lagi?
- Jika memang harus ngemis, prinsip transparansi juga harus jelas? lihat Transparansi setengah hati
Padahal sesungguhnya untuk setenar Gubernur DKI Jakarta untuk mendapatkan CSR seharusnya tidak perlu dengan mengemis ?
- CSR itu adalah tanggungjawab para pengusaha terhadap lingkungan sekitar.UU no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas dan UU 19 Tahun 2003. tinggal masalah kepercayaan saja. dan kalau memang jago, seharusnya aturan ini dipertegas sehingga Pemerintah daerah bisa punya tanggungjawab mengawasinya.dan bisa juga mengelolanya secara terpadu.
- Untuk terobosan pengelolaan CSR sepertinya Pemprov DKI harus belajar banyak ke Pemda yang lain, gak perlu keluar negeri seperti singapura.
- Untuk meningkat kepercayaan para pengusaha dan publik, tinggal kelola CSR dengan transparansi.
- Dengan model pengelolaan keuangan terpadu, dana CSR akan datang sendiri tanpa harus ngemis-ngemis.
Jika model ngemis yang dikerjakan, kita jadi bertanya untuk kepentingan siapa penggusuran dijakarta. Karena beberapa pembenahan lokasi gusuran menggunakan dana CSR. ada beberapa proyek yang kabarnya dikerjakan dengan dana CSR diantaranya:
- Pembenahan waduk riario
- pembenahan kawasan kalijodo pasca penggusuran.
- terakhir Pembenahan bekas gusuran kawasan luar batang isinyalir bakal menggunakan CSR, karena tidak ditampung APBD.
Bukan tidak mungkin, pengelolaan CSR model ngemis bisa memuncul korupsi gaya baru.
Jika model kepemimpinan seperti ahok ini diteruskan juga akan memunculkan sikap otoriter dan kezaliman baru. sejatinya pembangunan telah direncanakan sebelumnya. Ada perencanaan 25 tahun sebelumnya, ada 5 tahun sebelumnya dan ada 1 tahun sebelumnya.
Jika perencanaan yang digalakkan adalah perencanaan tiap bangun tidur. apa bedanya disitu mau buang air besar disitu bangun wc. dan perlu diingat bahwa yang dikelola pemprov DKI Jakarta adalah uang masyarakat, bukan uang ahok pribadi. oleh karenanya fungsi budgeting tidak sepenuh kuasa oleh gubernur. adanya program e-budgeting akan sia-sia karena sebagai alat justifikasi kearogan an penguasa terhadap penganggaran. Tidak heran Jika pemborosan Anggaran Ahok melebihi Gaji Cristiano Ronaldo perharinya. Inilah yang kita sebut sebagai salah satu transparansi setengah hati
Untuk Video boleh dilihat di youtube Ahok Raja Pengemis Jakarta
Salam #JakartePunyeAye untuk transparansi sepenuh hati untuk Jakarta bangkit melalui sahabat indonesia berubah. Bersama rencanakan, Bersama membangun, bersama menikmati.
Berita terkait :
Posting Komentar
Posting Komentar